13 Maret 2013
Hewan yang dimanfaatkan untuk berperang
Diposting oleh ariarmy di 18.39.00 0 komentar
Lumba-lumba Dilatih Jadi Hewan Pembunuh
Tetapi, baru-baru ini, seorang ahli melaporkan bahwa lumba-lumba telah dilatih sebagai hewan pembunuh oleh Angkatan Laut Ukraina.
Di awal bulan ini, media lokal setempat juga melaporkan, dua dari lima lumba-lumba yang sudah dilatih militer telah kembali ke pangkalannya di Pelabuhan Sevastopol Krimea, Ukraina.
Namun, Kementerian Pertahanan Ukraina membantah laporan tersebut. Mereka menolak tuduhan bahwa Angkatan Laut-nya telah menggunakan lumba-lumba sebagai pasukan militer. Meski begitu, media Ukraina sering menampilkan foto-foto tubuh mamalia laut itu terikat pada peralatan militer.
"Pelatihan militer yang dilakukan terhadap lumba-lumba sudah cukup lama dilakukan, yaitu pada tahun 1980," kata Yury Plyachenko, seorang mantan Angkatan Laut Soviet, dilansir RIA Novosti, 14 Maret 2013.
Dia menjelaskan, pada zaman Uni Soviet dulu, lumba-lumba yang berada di Pelabuhan Sevastopol Krimea dilatih untuk menemukan peralatan militer.
Setelah Uni Soviet pecah, pembagian armada lautnya dibagi menjadi dua, kepada Rusia dan Ukraina. Sementara bagian pelatihan spesialis lumba-lumba diberikan kepada Angkatan Laut Ukraina.
Seorang sumber dari Angkatan Laut di Pelabuhan Sevastopol Krimea mengatakan kepada RIA Novosti, bahwa tahun lalu Angkatan Laut Ukraina telah melanjutkan pelatihan lumba-lumba untuk menyerang pasukan katak dan mendeteksi ranjau dari para musuhnya.
"Lumba-lumba pembunuh ini dilatih dan dipasangkan pisau dan pistol khusus untuk menyerang para pasukan perenang musuh," ungkap sumber tersebut.
Diposting oleh ariarmy di 18.30.00 0 komentar
22 Oktober 2011
Mengapa Mossad Gagal Habisi Khaled Meshal?
Sebuah bab utama dalam bukunya yang berjudul ‘Mitra Rahasia, dari Kepala Staf Gabungan sampai Mossad’ itu, Yatom menuliskan gagalnya Mossad dalam usaha pembunuhan Meshaal. Yatom menceritakan detail cerita kegagalan itu dan mengungkapkan beberapa rahasia konsekuensi dari operasi itu serta bagaimana peran kurcaci aktivis Hamas dalam mengejar dua agen Mossad yang kemudian keduanya berhasil dibekuk di jalanan Amman, Yordania.
Dia menunjukkan bahwa pada 25 September 1997, sel agen pembunuh Mossad di Yordania menerima informasi bahwa Meshaal dalam perjalanan dari rumah ke kantornya di Aman. Meshaal dalam kendaraannya dan didampingi oleh seorang sopirnya saja, tetapi para pemimpin dari operasi itu tidak menyadari bahwa bersama Meshaal ada dua putranya yang masih kecil-kecil.
Yatom melanjutkan, ketika itu orang-orang Mossad mengubah rencana mereka yang berbeda dengan instruksi yang ada, dan mereka melakukan kekeliruan yang tidak diperhitungkan, mereka tidak bertolak ke hotel dan mereka meninggalkan kendaraan mereka usai mereka berbelok lalu mereka turun dari kendaraan itu beberapa ratus meter dari lokasi operasi, yang menyebabkan operasi itu terkuak, akhirnya dua orang Mossad berhasil ditangkap dengan sangat memalukan.
Disebutkan bahwa Komisi Tachknover sangat bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan operasi. Demikian juga kepala Mossad bertanggung jawab atas kegagalan itu, lantaran operasi itu ternyata didasarkan atas informasi intelijen yang tidak memadai dari tempat kejadian perkara, dan bahwa kejadian itu telah mengancam perjanjian damai dengan Yordania.
Dalam bukunya itu Yatom mengklaim bahwa Yordania menarik kembali kesepakatan mengenai pembebasan 20 tahanan Yordania dan pendiri Hamas Sheikh Ahmed Yassin dan meminta lebih. lantas meledaklah amarah Menteri Luar Negeri Ariel Sharon dan berkata kepada Raja Hussein dalam sebuah pembicaraan di Amman untuk menyelesaikan masalah itu. "Jika Anda melanjutkan seperti ini, kami akan membiarkan kedua orang Mossad itu di tangan Anda. Tapi Anda tidak akan mendapatkan air dan kami akan membunuh Meshaal lagi", ujar Sharon. Maka ketika itu keduanya menyelesaikan kesepakatan.
Kemudian Yatom mengungkapkan kesedihannya, "Ironisnya, Meshal kembali hidup dan dimahkotai dengan lingkaran sebagai martir. Tapi aku mendapati diriku dalam pertempuran untuk melindungi reputasi saya setelah mereka menunjuk saya sendirian atas kegagalan dalam upaya pembunuhan itu."
Pada bagian lain bukunya itu, Yatom membeberkan pasang-surut perdamaian antara Israel, Suriah dan Yordania serta Palestina sejak Konferensi Madrid tahun 1992. Dia menegaskan bahwa pembunuhan Yitzhak Rabin pada 1995 itu memicu trauma nasional bagi Israel dan menyebabkan terbunuhnya proses perdamaian.
Yatom mengungkapkan bahwa Netanyahu setuju dalam saat masa jabatannya yang pertama kali untuk menarik Israel dari Dataran Tinggi Golan sesuai perbatasan Juni 1967, dan itu berbeda apa yang dia katakan secara terang-terangan hari ini, dan Yatom mengatakan perbedaan itu karena adanya tekanan internal.
Terkait reviewnya dari aksi turun ke jalan yang berakhir dengan penandatanganan perjanjian damai dengan Yordania pada tahun 1994, Yatom mengatakan bahwa semua perdana menteri Israel sejak Golda Meir telah bertemu dengan Raja Hussein secara diam-diam.
Yatom mengungkapkan bahwa Raja Hussein telah memanggil Rabin secara mendadak pada tahun 1995, yaitu setahun setelah penandatanganan perdamaian Arab Wadi dan Hussein memberitahunya bahwa Hussein Kamel, menantu Presiden Saddam Hussein, mengunjunginya di Amman dan dirinya telah diberitahu tentang niat Irak untuk kembali menyerang Kuwait dan keinginannya untuk menyelamatkan rakyat Irak dari Saddam dengan menggunakan Israel.
Yatom yang ketika itu ikut berpartisipasi dalam pertemuan mengatakan, Rabin berhasil meyakinkan Raja Hussein untuk tidak bekerjasama dengan Hussein Kamel, lantaran menantu Saddam itu tidak sungguh-sungguh dan tidak punya kemampuan untuk memimpin sebuah kudeta di Baghdad dan menasihatinya tidak untuk melakukan "petualangan."
Yatom juga menyediakan bab khusus yang mendalam terkait KTT Camp David pada tahun 2000 dan ia melontarkan kritik langsung kepada mantan Perdana Menteri Ehud Barak (yang bekerja di Kementerian Dalam Negeri dan bersikap abstain dari pemungutan suara selama pembahasan Pemerintah terkait kesepakatan Oslo) yang menolak untuk bertemu dengan mendiang Presiden Palestina Yasser Arafat secara pribadi dan tidak mulai meunjukkan sikap kemanusiaannya terhadap Arafat.
Diposting oleh ariarmy di 10.50.00 0 komentar
21 Oktober 2011
KIDON Unit Pembunuh dalam Mossad
Tugas utama yang ditugaskan kepada para agen Mossad adalah melaksanakan tugas-tugas khusus dalam penculikan, eksekusi dan operasi pembunuhan. Para petinggi Mossad telah membentuk unit khusus untuk tujuan operasi pembunuhan. Unit khusus ini dilatih berulang kali untuk mencapai target pembunuhan dengan sukses. Tujuan yang paling penting dari pendirian unit khusus ini adalah untuk melakukan pencegahan, intimidasi dan menggagalkan kegiatan-kegiatan anti-entitas Israel sebagai tujuan umum Mossad. Di tengah ramainya pemberitaan tentang operasi pembunuhan baru-baru ini terhadap pemimpin militer Hamas di Dubai, Mahmud Mabhuh, laporan ini mencoba menyoroti secara khusus kesatuan pembunuhan di dalam Mossad, yang dikenal sebagai “Kidon”. Apa Karakter dari Satuan Pembunuh Ini? “Kidon” berarti belati yang dipasang di pada senjata api atau (bayonet). Yaitu sebuah unit khusus di Bagian Operasi Khusus Mossad “Metsada”, yang bertanggung jawab atas operasi-operasi pembunuhan dalam dinas intelijen Israel Mossad. “Kidon” merupakan satu-satunya (satuan) unit di dunia yang disiapkan secara resmi untuk melaksanakan operasi-operasi pembunuhan. Terdiri dari beberapa tim, setiap tim terdiri dari dua belas orang, juga disebut “Kaisarea”. Doktrin Pembunuhan di “Kidon” Mossad melatih anggota satuan “Kidon” tentang bagaimana menggunakan senjata, melindungi diri sendiri dan memandang rendah kematian. Mereka dilatih bagaimana cara menarik pistol sambil duduk di restoran, jika perlu, baik dengan cara menjatuhkan diri ke belakang kursi atau melancarkan tembakan dari bawah meja, atau menjatuhkan diri ke belakang sambil menendang meja pada saat yang bersamaan, kemudian melepaskan tembakan, semua dalam satu gerakan. Pertanyaannya adalah apa yang terjadi pada saat di keramaian orang-orang yang tidak bersalah? (Salah seorang peserta latihan mengatakan): kami belajar bahwa di tempat terjadinya penembakan tidak ada orang-orang yang tidak bersalah. Orang yang ada di situ akan melihat kematianmu atau kematian orang lain, jika kamu yang mati, apakah kamu peduli bila orang yang menyaksikan mengalami cedera? Tentu saja tidak. Yang ada dalam pikiran adalah tetap hidup, kamu yang tetap hidup. Kamu harus melupakan semua yang pernah kamu dengar tentang keadilan. Dalam posisi seperti ini maka hanya ada dua hal yang terjadi, kamu yang membunuh atau terbunuh. Kewajiban kamu adalah melindungi raja Mossad, yaitu melindungi diri kamu sendiri. Begitu kamu kehilangan ini maka kamu kehilangan rasa malu egois, meskipun egois tampak bagaikan barang yang bernilai – sesuatu yang sulit bagi kamu untuk hilang dri kamu ketika kami kembali ke rumahmu pada akhir hari. Pembunuhan yang Paling Terkenal Unit khusus Mossad ini memiliki berbagai metode dalam pembunuhan, yang semuanya menunjukkan besarnya kebencian yang disembunyikan dan ditunjukkan oleh para pemimpin Zionis. Nampaknya yang paling meluas adalah pembunuhan yang dilakukan sebagai respon atas aksi di Munich yang dilakukan oleh orang Palestina terhadap delegasi olah raga Zionis pada awal tahun tujuh puluhan: 1. Pada Oktober 1972, pembunuhan terhadap Wael Zuaiter, perwakilan PLO di Italia. Pembunuhan dilakukan dengan memberondongkan selusin peluru di tempat yang berbeda pada tubuh korban. 2. Pada Januari 1973, pembunuhan terhadap Hussein Bashir, perwakilan Fatah di Siprus, dengan cara pemasala alat peledak di bawah tempat tidurnya di Hotel Olympic di Nicosia. 3. Pada bulan April 1973, pembunuhan terhadap Dr. Yasser al Qubosy, profesor hukum di Universitas Amerika di Beirut. Dia dihabisi dengan berondongan 12 peluru di Paris seperti yang terjadi pada Zuaiter. 4. Pada Desember 1977, pembunuhan terhadap Muhamad Hamshari, perwakilan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Perancis, yang percaya sebagai pemimpin Black September di Perancis. Pembunuhan dilakukan melalui alat peledak yang ditanam di bawah meja kantornya. Di mana seorang agen Mossad yang menyamar sebagai seorang jurnalis untuk melakukan wawancara telepon dengannya mengatur pembunuhan ini, dengan memberikan isyarat kepada agen lain yang bertugas meledakkan bom saat Hamshari tiba di kantornya. 5. Pada bulan Maret 1990, Mossad memunuh «Gerald Bull» ilmuwan Kanada yang mengembangkan program militer yang terkenal dengan (senjata pemusnah) untuk kepentingan Irak. Pembunuhan dilakukan di kamar korban di kota Brussel. Aksi ini memiliki dampak paling besar dalam proses penghentian pengembangan program ini. 6. Pada Oktober 1995, pembunuhan terhadap Dr. Fathi Shakaki, Sekretaris Jenderal gerakan Jihad Islam Palestina di Malta. Tokoh perlawanan Palestina ini dihabisi dengan dua peluru menembus kepalanya yang ditembakkan dari jarak dekat di sisi kanan. Aksi-aksi yang Gagal 1. Pada tahun 1973, di Lillehammer di Norwegia, Kidon membunuh Ahmad Bouchikhi al Maghribi yang sedang keluar bersama istrinya yang sedang hamil pergi ke rumahnya. Kidon menyakini dia adalah Hasan Ali Salamah, pemimpin aksi berani mati di Munich. Para agen “Kidon” berhasil ditangkap oleh pihak berwenang Norwegian, yang kemudian dikenal sebagai skandal “Lillehammer”. Setelah itu dihentikan aksi mengejar Hasan Ali Salamah beberapa waktu untuk kemudian dilanjutkan kembali pada era Menachem Begin. Maka dimulailah kembali ide untuk menghabisi Hasan Ali Salamah. Tugas ini diberikan kepada Mike Harari. Dia akhirnya bisa menghabisi Hasan Ali Salamah dengan bom mobil setelah 5 kali usaha pembunuhan yang gagal. Zionis Israel menjulukinya dengan “Pangeran Merah” karenanya sulitnya mengejar dia dalam persembunyian. 2. Pada awal tahun sembilan puluhan, dua anggota unit “Kidon” di ibukota Austria, “Wina”, terbunuh ketika keduanya sedang memburu Wakil Menteri Pertahanan Iran Majed Absfor, sepeda motor keduanya terjungkal dan tersangkut mobil yang melaju cepat. Sampai saat ini pihak Zionis Israel menolak menyebutkan nama keduanya, meskipun sudah lewat 14 tahun kematian keduanya. Foto mereka digantung di sebuah ruangan di sebelah foto Eli Cohen, mata-mata Zionis yang dihukum mati di Damaskus. 3. Pada tahun 1997 adalah usaha pembunuhan pertama yang dilakukan “Kidon” di tanah Arab. Yaitu usaha untuk membunuh Khaled Mesy’al, pemimpin Hamas, dengan penyemprotan racun. Pembunuhan di Negara-negara Arab dilakukan melalui oleh unit-unit khusus militer Israel seperti “Brigade Staf” atau Siirt Matkal yang membunuh Abu Jihad, komandan nomor dua di gerakan Fatah di Tunisia. Pemimpin Terkenal - Hagai Hadas, ketua tim perundingan resmi dalam pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit, yang saat ini ditahan oleh perlawanan Palestina di Jalur Gaza. Menurut laporan-laporan asing, dia dulu memimpin unit Kidon ketika operasi pembunuhan Shikaki pada tahun 1995. - Tzipi Livni, mantan Menteri Luar Negeri Zionis dan ketua Partai Kadima. Dalam sebuah laporan Perancis diungapkan bahwa Tzipi Livni adalah bagian dari unit khusus Mossad tersebut, yang memasukkan racun ke ilmuwan nuklir Irak di Paris pada tahun 1983. Al Majd, 8/2/2010 (asw)
Diposting oleh ariarmy di 10.38.00 0 komentar
Operasi Murka Tuhan, MOSSAD.
Diposting oleh ariarmy di 10.30.00 0 komentar