BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

21 Juni 2010

Kisah Agen Mossad yang Hampir Jadi Presiden Suriah (01)




Hampir-hampir saja, Eli Cohen menjadi Presiden Suriah, jika skandalnya yang rapi tak terbongkar. Tahun 1965, adalah tahun yang penuh goncangan bagi politik Suriah. Namanya Eli Cohen dan ditulis dalam bahasa Ibrani seperti ini אלי כהן. Ia adalah Yahudi kelahiran Mesir yang direncanakan oleh Mossad akan disusupkan ke dalam pemerintahan Suriah. Ia dilatih dengan sangat serius di Israel, terutama kemampuan bahasa, sampai ia menguasai bahasa pergaulan sehari-hari warga Arab Suriah.

Setelah menyelesaikan latihannya di Israel, oleh Mossad ia dikirim ke Argentina dengan identitas palsu sebagai seorang Arab Suriah yang bernama Kamel Amin Tsa’bet. Di Argentina ia bergaul dan menjadi akrab dengan komunitas Suriah di negara Amerika Latin tersebut. Bahkan tak satu pun orang bisa mengenalinya, bahwa Kamel Amin Tsa’bet sesungguhnya adalah Eli Cohen, seorang Yahudi yang sedang bekerja untuk dinas intelijen Israel, Mossad.

Hanya dalam waktu yang sangat singkat, ia sudah sangat akrab dengan komunitas Suriah di Argentina. Tak hanya itu, Eli Cohen bahkan sudah mulai berpengaruh dalam komunitas tersebut. Maklum, semua ini memang telah dirancang, dan Mossad tentu saja tidak ingin semua investasi yang telah ditanam dalam diri Cohen sia-sia.

Eli Cohen alias Eliahu Cohen alias Kamel Amin Tsa’bet lahir di Alexandria, Mesir pada 16 Desember 1924. Ayahnya, Shaul Cohen, berimigrasi dari Aleppo, Suriah ke Mesir pada tahun 1914. Eli Cohen sendiri besar dan dewasa di Mesir, bahkan sebelum menjadi mata-mata, namanya sudah tercatat di dinas intelijen Hagganah, sebagai salah seorang yang berperan dalam membantu warga Yahudi keluar dari Mesir.

Ketika di Mesir ia sudah dicurigai, karena melakukan kegiatan mata-mata. Bahkan pada tahun 1952, ia pernah terlibat aktivitas mendukung Zionisme dan ditangkap oleh aparat keamanan Mesir. Ketika di Mesir inilah ia mengerjakan tugas-tugas yang membuat hubungan Mesir dengan dunia Barat memburuk. Beberapa contoh aksi yang ia lakukan adalah membantu operasi intelijen Mossad melakukan sabotase di kedutaan besar Inggris dan Amerika. Pada tahun 1956, Mesir melakukan kampanye anti Yahudi dan memaksa Cohen meninggalkan negeri piramida tersebut. Cohen berhasil keluar menuju Naples lalu masuk ke Israel.

Tugas Cohen setelah Mesir, adalah Argentina. Di negeri ini ia menyamar sebagai seorang pengusaha sukses Suriah. Menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Jenderal Amin al Hafez, yang kelak menjadi Presiden Suriah. Pada tahun 1961, Suriah dilanda kemelut politik yang melahirkan kudeta militer. Cohen pergi dari Argentina dan kembali Israel, kemudian masuk ke Damaskus dan menjadi salah satu anggota partai Baath dan menjadi seorang pejuang Arab yang militan tanpa seorang pun mengetahui bahwa ia sebenarnya adalah seorang Yahudi, agen Mossad. Ia mendapatkan rekomendasi dari pejabat di kedutaan Suriah di Argentina untuk pulang dan memberi manfaat kepada Suriah.

Di dalam partai Baath ia menjadi orang yang sangat berpengaruh. Ia bahkan terlibat dalam muktamar nasional keenam yang dilakukan oleh partai Baath pada 5 Oktober 1963 yang dihadiri tokoh pendiri partai Baath sendiri. Michael Afflaq, sang pendiri partai bahkan berjanji menemui Eliahu Cohen.


Eli Cohen bersama Delegasi Pemimpin Maroko

Keterlibatannya dalam elit politik di Suriah, membuat Cohen mengumpulkan informasi yang sangat kaya. Sepanjang tahun 1962 sampai 1965, ia menyuplai Israel dengan berbagai informasi, mulai dari foto, sketsa pertahanan, nama-nama dan strategi militer Suriah. Dan data-data yang dikumpulkan oleh Cohen ini sangat berguna bagi Israel pada peristiwa Perang Enam Hari antara negara-negara Arab dan Israel.
(ditulis oleh Herry Nurdi, bersambung)

0 komentar: